INDONESIATREN.COM - Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) pada beberapa waktu lalu melaksanakan audiensi dengan Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn.) Prof. H. Dudung Abdurahman, di Jakarta. Dalam audiensi ini, dibahas mengenai target yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, untuk mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar delapan persen pada masa pemerintahannya. Target ini dinilai sangat memungkinkan tercapai, jika seluruh program pembangunan nasional dilaksanakan dengan tertib, efektif, efisien, dan terukur.
Demi tercapainya target itu, salah satu sektor strategis yang dinilai bisa memberikan kontribusi signifikan adalah industri pertahanan. Ketua Forkominhan, Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Herryanto, menegaskan pentingnya pembangunan ekosistem industri pertahanan yang terintegrasi, untuk mencapai target itu.
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update ke 55
“Pembangunan industri pertahanan tidak hanya tentang kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista), tetapi juga menjadi katalisator dalam menciptakan lapangan kerja, alih teknologi, serta peluang ekspor yang dapat mendongkrak PDB Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Eris.
Eris juga mengingatkan, bahwa banyak negara, seperti Turki, Korea Selatan, India, dan China, telah sukses membangun ekosistem industri pertahanan yang mandiri, dan berkontribusi signifikan pada PDB mereka. Model pembangunan industri pertahanan di negara-negara ini dapat menjadi referensi bagi Indonesia.
“Kami akan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk SDM lokal yang memiliki inovasi dan ide-ide orisinal. Generasi muda harus menjadi tulang punggung industri pertahanan modern Indonesia, agar kita mampu bersaing dengan produsen alutsista global,” tutur Eris.
Forkominhan dukung pembangunan industri pertahanan berdaya saing tinggi
Industri pertahanan adalah pilar pembangunan sektor industri. Industri pertahanan dengan segala kompleksitasnya menawarkan peluang besar melalui hilirisasi bahan baku, investasi teknologi, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Baca juga: Akhir Pekan, Petugas Gabungan Gelar Razia Taksi Ilegal di Traffic Light Exit Tol Parungkuda Sukabumi
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang inovatif. Jika dimanfaatkan dengan baik, modal strategis ini mampu mendorong pembangunan sentra industri pertahanan yang terintegrasi, dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis industri.
Jenderal TNI (Purn) Prof. H. Dudung Abdurahman pun menilai perlunya penyamaan frekuensi antara pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan, untuk merealisasikan target ini. “Segala daya upaya perlu diarahkan, agar industri pertahanan kita tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga berkontribusi dalam pasar global,” kata Dudung.
Audiensi Forkominhan dan Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional ini pun menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis sebagai berikut:
- Penyusunan Roadmap Industri Pertahanan Indonesia melalui diskusi kelompok terarah (FGD) secara rutin.
- Hilirisasi Industri Pertahanan dengan pendekatanend-to-enduntuk menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga.
- Penguatan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong inovasi teknologi dan menciptakan produk unggulan karya anak bangsa.
Audiensi Forkominhan dengan Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional
Diharapkan, hasil audiensi ini bisa memberikan masukan konkrit bagi penyusunan kebijakan yang berkelanjutan di sektor industri pertahanan. Sehingga, Indonesia dapat memanfaatkan peluang besar dalam diplomasi internasional, melalui kemandirian teknologi pertahanan.
Diharapkan pula, industri pertahanan dapat dijadikan sebagai bargaining chip. Dalam konteks geopolitik, kemandirian industri pertahanan memberikan keunggulan strategis bagi suatu negara. Tak hanya mendukung pembangunan pertahanan nasional, sektor ini juga membuka peluang diplomasi formal melalui produk pertahanan yang kompetitif.
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update ke 54
Audiensi ini pun menjadi tonggak penting bagi komitmen bersama antara Forkominhan dan Pemerintah dalam membangun industri pertahanan yang berdaya saing tinggi, dan berdampak positif bagi ekonomi nasional.
“Kami percaya, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri, pencapaian pertumbuhan ekonomi bukan lagi sekadar angan. Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global, yang membawa kebanggaan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” tegas Eris. (*)