INDONESIATREN.COM - Film dokumenter Dirty Vote menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet yang telah dirilis sejak 24 jam setelah penayangannya. Bahkan kini penontonnya sudah tembus 9,2 juta.
Dirilis pada 11 Februari 2024 lalu, film ini mengungkap instrumen kekuasaan yang digunakan dalam pemilu kali ini.
Dalam film tersebut, terdapat tiga ahli hukum tata negara yang dihadirkan memberikan perspektif dan analisis mendalam.
Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya membawa pemirsa dalam perjalanan menyelidiki berbagai kejanggalan dan taktik yang terlibat dalam proses pemilu 2024, terutama dalam konteks pilpres.
Baca juga: Timnas AMIN Ajak Masyarakat Kawal TPS untuk Mencegah Terjadinya Kecurangan
Khususnya, Feri Amsari yang merupakan satu diantara tiga pakar hukum tata negara tersebut di film Dirty Vote. Dengan durasi hampir dua jam, Feri Amsari mengupas setiap aspek proses pemilu dengan detail.
Mulai dari awal hingga perkembangan terkini, ia secara cermat menganalisis dan mengungkap kecurangan yang terjadi.
Film Dirty Vote telah ditonton lebih dari 9 juta penonton sejak perilisannya. Angka tersebut menunjukkan minat yang tinggi dari masyarakat dalam memahami dan mengkritisi proses politik yang sedang berlangsung.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai profil Feri Amsari simak artikel dibawah ini hingga pungkas.
Feri Amsari bukanlah nama baru dalam dunia hukum dan pemerintahan Indonesia. Ia sering diundang untuk memberikan wawasan hukum dalam berbagai acara televisi dan kegiatan yang serupa.
Baca juga: Ganjar Pranowo Ajak Pendukungnya Awasi Dugaan Pelanggaran dan Kecurangan Pemilu
Feri Amsari menempuh pendidikan S1 dan S2 di bidang Ilmu Hukum di Universitas Andalas, Serta Magister Perbandingan Hukum Amerika dan Asia di William and Mary Law School, Virginia.
Selama kuliah, ia aktif sebagai aktivitas dan menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa serta Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.
Prestasi akademiknya juga tidak diragukan. Feri pernah meraih Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Universitas Andalas.
Sebagai pengajar di Universitas Andalas, ia juga aktif sebagai peneliti di Pusat Studi Konstitusi ( PUSaKO) Fakultas Hukum. Bahkan ia pernah menjabat sebagai Direktur PUSaKO dari tahun 2017 hingga 2023.
Selain sebagai akademisi, Feri juga berkontribusi dalam dunia jurnalisme hukum. Tulisannya sering muncul di berbagai media cetak ternama seperti Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Padang Ekspress, Singgalang, Haluan, dan lain-lain.
Baca juga: Prabowo-Gibran Pemenang Pemilu 2024 Versi Quick Count, Simak Syarat Pilpres Satu Putaran
Sebagai seorang pakar hukum tata negara, Feri Amsari juga tergabung dalam firma hukum bernama Themis Indonesia.
Bersama sejumlah pakar hukum lainnya seperti Usman Hamid, Nanang Farid Syam, dan Fadli Ramdhani.
Film dokumenter Dirty Vote bukan hanya sebuah karya yang menghibur, tetapi juga memberikan pandangan kritis terhadap proses politik yang sedang berlangsung.
Dengan keterlibatan tiga pakar hukum tata negara, termasuk Feri Amsari, film ini memberikan wawasan yang mendalam dan mendorong masyarakat untuk lebih memahami dinamika politik di negara ini.