INDONESIATREN.COM - Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 74 ini terletak di Pulau Masudu, Desa Terapung, Kecamatan Poleang Tenggara, Kabupaten Bombana. Kondisi sekolah ini terlihat sangat memprihatinkan. Keterbatasan ruang kelas dan rusaknya gedung sekolah menyebabkan para guru dan murid harus mengajar dan belajar di luar kelas, beralaskan tanah atau semen, tanpa perlindungan dari panas matahari dan hujan yang dapat turun sewaktu-waktu.
Sebagian besar bangunan sekolah ini sudah tidak layak lagi digunakan. Atapnya bocor, dindingnya retak dan berlubang, serta lantai dan jendelanya pun rusak. Namun, dalam kondisi terabaikan semacam itu, para guru dan murid tidak punya pilihan lain, kecuali tetap semangat mengajar dan belajar.
“Kami tidak punya pilihan lain, selain mengajar anak-anak di luar ruangan. Ruang kelas yang ada sudah rusak, dan tidak bisa lagi digunakan dengan aman,” ucap seorang guru sekolah itu.
Kondisi kelas dan bangunan SDN 74
Kendati kondisi sekolah sangat memprihatinkan, namun jumlah murid terus bertambah setiap tahunnya. Alhasil, sejumlah kelas pun harus digabung, agar proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan kondisi yang serba terbatas.
Mirisnya, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama tanpa penanganan serius. Belum ada langkah konkrit pihak terkait untuk memperbaiki sarana pendidikan di Pulau Masudu. Padahal, warga sudah amat-sangat berharap, suara mereka tidak lagi diabaikan.
Walau kondisi memprihatinkan, jumlah murid di sekolah ini terus bertambah setiap tahun
Kepala Desa Terapung pun telah diminta warga untuk segera menyampaikan kondisi itu kepada Anggota DPRD Kabupaten Bombana, khususnya yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2.
“Kami tak menuntut fasilitas mewah. Kami hanya ingin anak-anak kami belajar di tempat yang layak dan aman. Ini adalah hak dasar mereka,” ujar salah satu orangtua murid dengan nada sedih.
Orangtua murid menginginkan anaknya belajar di tempat yang layak dan aman
Saat Indonesia gencar berbicara tentang bonus demografi dan Indonesia Emas 2045, anak-anak di Pulau Masudu justru masih harus belajar dalam kondisi keterbatasan yang ekstrim. Ketimpangan ini tidak hanya menyedihkan, namun juga mengkhawatirkan.
Sudah saatnya perhatian dan anggaran pembangunan diarahkan merata, termasuk ke wilayah terpencil seperti Pulau Masudu. Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan para Legislator, harus segera turun tangan dan menjadikan perbaikan sekolah sebagai prioritas utama. (*)