INDONESIATREN.COM - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengklaim sejumlah tahanan politik (tapol) saat era transisi Orde Baru (Orba) ke Reformasi, kini berada di pihaknya.
Prabowo Subianto mengungkapkan pernyataan itu pada Debat Capres 2024 di Kantor KPU, Jakarta Pusat pada Selasa, 12 Desember 2023.
Semula, Prabowo Subianto mengklaim, bahwa dirinya sebagai sosok yang teguh membela Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
"Saya tadi katakan, saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela hak asasi manusia," kata Prabowo Subianto.
Baca juga: Gegara Motor Baru yang Dibeli Suami Tidak Sesuai, Istri Menangis di Pinggir Jalan, Ini Kata Warganet
Karena itu, ujarnya, tapol-tapol yang katanya ia culik, sekarang berada di belakang kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Nyatanya, orang-orang yang ditahan, tapol-tapol yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya, membela saya," ungkapnya tegas.
Pernyataannya itupun disambut gemuruh oleh pendukung Koalisi Indonesia Maju (KIM), termasuk Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko.
Tapol di KIM
Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko tergabung dalam KIM yang mendukung Capres Prabowo Subianto-Cawapres Gibran Rakabuming.
Baca juga: Kisah Eks TKW Malaysia Viral: 40 Tahun Kerja, Harta Ludes, Kini Dijemput Ambulans ke Panti Jompo
Hadir dalam Debat Capres 2024, Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko bersorak tatkala Prabowo Subianto menyebut dirinya didukung para tapol.
Sebagai informasi, Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko merupakan aktivis prodemokrasi era 1990-an
Sosok kelahiran Bandar Lampung, 20 November 1970 itu mengikuti gerakan Reformasi untuk menjatuhkan Soeharto dari kursi Presiden kedua RI.
Dua bulan sebelum Soeharto jatuh, Andi Arief menjadi korban penculikan, bersama sejumlah akvitis lain.
Baca juga: Anies Baswedan Gagas Program Bantuan Hukum, Pengacara Hotman Paris Bereaksi Karena Namanya Mirip
Begitupun dengan Budiman Sudjatmiko. Sosok kelahiran Cilacap, 10 Maret 1970 tersebut, ditangkap polisi dan divonis 13 tahun penjara.
Hal itu tak lain karena aktivisme yang dilakukannya semasa menjadi mahasiswa. Ia bersama sejumlah aktivis ikut bersuara agar Soeharto berhenti.
Menurut informasi, vonis Budiman Sudjatmiko batal karena peran Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Presiden keempat RI.(*)