INDONESIATREN.COM - Setelah vakum sekitar tiga tahun lamanya akibat wabah pandemi Covid 19, kini pentas dan konser musik kembali meramaikan Kota Subang, Jawa Barat. Sejumlah penyanyi, musisi, dan grup band pun kian sering tampil dalam beragam pertunjukan di Kota Subang, baik yang digelar di lapangan, stadion, hotel, atau juga kafe. Mayoritas, para penghibur ini datang dari Jakarta dan Bandung, serta dari Kota Subang sendiri.
Dan, pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024, Kota Subang kembali bergemuruh berkat pertunjukan musik bertajuk “Night on The Rock Never Die 2” di Heaven Cafe, yang digagas bersama oleh Mukodar Event Organizer, Rumah Musik Anes, dan Heaven Cafe, Subang.
Baca juga: Sabtu Malam Ini, “Night on The Rock Never Die” Gebrak Subang
Dimulai pukul 20:00 WIB, musisi yang tampil di acara ini antara lain adalah Andre Lochness dengan band-nya Andre Lochness Rock Project, Om Anes, Sylvia Laurent, Yopie El Bomber, Dian Riffman, serta tiga grup musik rock asal Kota Subang, yaitu The Boom, The Jaba, dan SKRL.
Kehadiran para penyanyi, musisi, dan grup band ini sukses mengobati kerinduan penggemar musik rock di Kota Subang. Sekitar 200-an penonton hadir memenuhi lokasi pentas musik di Heaven Cafe itu, yang bukan hanya asal Subang, namun juga datang dari Bandung, Purwakarta, Karawang, serta bahkan dari Malang dan Surabaya. Di antara penonton, terdapat pula sekitar 20 anggota Komunitas GMR Bandung.
Sylvia Laurent, lady rocker asal Bandung
Pertunjukan diawali dengan tampilnya The Boom sebagai band pembuka. Band rock asal Subang ini menghadirkan tembang-tembang rock pribumi yang sangat menghangatkan suasana pada malam itu, seperti "Ikuti" dari EdanE dan "Kehidupan" dari grup rock legendaris, God Bless.
Baca juga: Agustus 1962 di Jakarta: Kala “Rakjat Ibukota Menjambut Perhiasan Baru jang Mempertjantik Kotanja”
Setelah The Boom, giliran The Jaba tampil di atas pentas dengan lagu-lagu yang pernah hits pada era ‘90-an, seperti “I Don’t Want to Talk About It” (Rod Stewart), “You Give Love A Bad Name” (Bon Jovi), dan satu lagu pribumi berjudul “Baru Satu Kali", yang merupakan single terbaru dari The Jaba.
The Jaba adalah band yang dibentuk pada masa pandemi oleh musisi dan rocker asal Subang, Anes Krisminarno. Band ini beranggotakan Helmi Maulana sebagai vokalis, Hardi dan Delon Milan (gitar), Opey (bas), dan Dwi Fitrahadi (drum).
Baca juga: Sensasi Dalam Seduhan Teh: Beda Nama, Beda Pula Rasa dan Aromanya
Setelah The Jaba, band rock yang naik ke atas pentas “Night On The Rock Never Die 2” adalah SKRL, yang sebelumnya dikenal dengan nama Sakral Band. Band ini dibentuk pada 2008 oleh dua sahabat semasa masih kuliah, yakni Bony dan Yudi.
Pada malam itu, SKRL tampil dengan formasi baru setelah beberapa kali ganti personil. Mereka adalah Bony (vokal), Yudi (gitar), Heri (bas), Zaenal (keyboard), dan Ate sebagai penggebuk drum.
Tampil dengan aksi panggung yang begitu kompak dan solid, SKRL membawakan beberapa lagu cover seperti “Tragedi” (Boomerang), “Rock in 82” (EdanE), “Arah” (/rif) dan “Party Party Party” (/rif), serta sebuah lagu karya sendiri berjudul “Hypocrate”.
Seluruh lagu itu dihadirkan SKRL dengan penuh energi, berkat vokal Bony yang serak-serak garang, raungan gitar Yudi, cabikan bas Heri, gebukan drum Ate, serta sentuhan harmonis dari jemari Zaenal di keyboard. Rencananya, sebagaimana diutarakan Bony, sang vokalis, pada akhir Agustus ini, SKRL akan merilis mini album baru dengan titel “Metaformosa”.
Setelah SKRL usai beraksi, pentas kian bergemuruh dengan tampilnya Sylvia Laurent, yang menjadi satu-satunya penyanyi wanita yang manggung pada malam itu. Lady Rocker asal Bandung seangkatan Nike Ardilla dan Mel Shandy ini tampil enerjik membawakan beberapa lagu hits era ‘90-an, seperti “The Final Countdown” (Europe), “She's Gone” (Steelheart), “Jump” (Van Halen), serta dua lagu rock pribumi, yakni “Beraksi” (KotaK), dan “Tua-tua Keladi” (Anggun C. Sasmi).
Anes Krisminarno, rocker senior asal Subang
Selanjutnya, tampil pula Sang Tuan Rumah, yakni Om Anes, atau Anes Krisminarno, rocker senior asal Subang, yang telah malang-melintang di dunia pertunjukan lebih dari 35 tahun lamanya. Anes adalah pemilik Rumah Musik Anes, yang menampung para musisi muda berbakat di Kota Subang.
Baca juga: Sekilas Mengenai Jahe: Disukai Kong Hu Tju Hingga Penikmat Wedang Ronde
Setelah Om Anes, tampil bintang tamu utama, yaitu Andre Gustian, atau lebih dikenal sebagai Andre Lochness. Naik ke panggung dengan balutan kostum khas rocker, Andre menyanyikan beberapa lagu yang akrab di telinga penonton, seperti “Jump” (Van Halen) dan “When I See You Smile”, yang merupakan tembang hits-nya Bad English.
Berkat kehadiran Andre bersama grup band-nya, Andre Lochness Project Band, itu, penonton pun seperti tak menyadari bila waktu telah semakin beranjak ke tengah malam. Andre benar-benar membuktikan dirinya sebagai seorang rocker pujaan, dengan pengalaman panjang sejak dekade 1990-an.
Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata
Musisi rock asal Kota Kembang Bandung ini sudah merilis beberapa album bersama grupnya, Andre Lochness Project Band, dan hingga saat ini senantiasa tetap menunjukkan performa terbaiknya di atas panggung.
Andre Lochness, rocker senior asal Kota Bandung
Perhelatan musik “Night on The Rock Never Die 2” ini akhirnya ditutup dengan penampilan Dian Riffman dan Yopie El Boomber. Pada akhir acara, Erwin Spider yang dikenal sebagai vokalis band rock ternama asal Surabaya pada era ‘90-an, menyampaikan rasa gembira dan salutnya kepada semua pengisi acara dan jajaran penyelenggara, yang bisa menghadirkan atmosfir musik rock hingga saat ini.
Baca juga: Barometer Gaya Hidup Remaja Era ‘80-’90-an: Wajib Baca Hai!!!
Besar harapan, acara seperti ini bisa diadakan secara rutin dan berkelanjutan di waktu-waktu ke depan. Rock will never die!!! (*)