INDONESIATREN.COM - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid bersyukur dan menyatakan rasa hormatnya kepada Prabowo Subianto yang tidak terpancing untuk membuka data pertahanan saat didesak Anies dan Ganjar dalam debat capres pada 7 Januari 2024.
"Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara di atas politik. Meski sudah dicecar sebegitu rupa," ujarnya Meutya kepada awak media.
Meutya menilai para capres yang meminta Prabowo membeberkan data pertahanan Indonesia kepada publik tidak memahami risiko yang akan terjadi.
"Data pertahanan tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, konfidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu," ucapnya.
"Apalagi debat ini diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik, sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain," katanya.
Seharunya, Meutya menyebut debat capres dengan tema petahanan itu bisa menjadi ranah persatuan antara capres.
"Memanfaatkan data pertahanan yang sifatnya rahasia untuk menyudutkan lawan politiknya mestinya tidak terjadi. Negara lain sangat berkepentingan terhadap isu pertahana ini," tuturnya.
Baca juga: Korban Hilang Tanah Longsor Subang Ditemukan Tim SAR Gabungan dalam Kondisi Meninggal Dunia
"Harusnya kita memperlihatkan persatuan bahwa Indonesia dalam debat pertahanan, tentunya dnegan sikap calon pemimpin yang penuh jiwa negarawan," sambungnya.
Lebih lanjut, Meutya meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati menentukan pilihan pemimpin Indonesia, sebab kedaulatan negara dipertaruhkan.
"Kondisi geopolitik dunia sangat rentan. Sangat mungkin berdampak kepada kita. Untuk itu, kita butuh pemimpin yang kuat yang bisa menjamin kedaulatan negara untuk membawa kita menghadapi tantangan dunia," kata Meutya.
"Seorang pemimpin negarawan yang memikirkan negara di atas kepentingan lain, apalagi ambisi politik pribadinya," ujarnya. (*)