INDONESIATREN.COM - Kabar duka datang dari ulama besar asal Indramayu, Buya Syakur Yasin yang dikabarkan telah meninggal dunia pada Rabu, 17 Januari 2024 dini hari.
Pihak Nadhlatul Ulama (NU) mengumumkan berita meninggalnya Buya Syakur melalui akun X resminya @nu_online.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. KH Syakur Yasin atau yang akrab dikenal Buya Syakur wafat pada Rabu (17/1/2024) pukul 02.00 WIB dini hari tadi di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat," tulisnya.
Sebelum meninggal dunia, Buya Syakur sempat dirawat selama sepuluh hari di rumah sakit karena penyakit gagal jantung dan ginjal yang sudah diidapnya selama satu tahun.
Baca juga: Sempat Dikira Korban Begal, Tewasnya Buruh di Karawang Dalangnya Ternyata Sang Istri
Buya Syakur meninggalkan seorang istri yang bernama Nyai Zainan Al-Huda serta dua orang anak bernama Hasyimi Robit Ibdal serta Khozainu Rohmati Robbi Dawud Awwab.
Lantas siapa sosok Buya Syakur sebenarnya? Berikut profilnya.
Profil Buya Syakur
Buya Syakur memiliki nama lengkap Prof.Dr.K.H.Abdul Syakur Yasin, MA, merupakan seorang putra daerah Jawa Barat yang tumbuh besar sebagai seorang santri di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.
Baca juga: Keterlaluan Murahnya, Ini 3 Hp Tecno RAM 8GB yang Harganya Cuma 1 Jutaan, Cocok buat Dompet Tipis!
Saat masih sekolah, Buya Syakur dikenal sebagai siswa yang aktif. Ia juga mendalami pelajarab bahasa Arab hingga menjadi satu diantara penerjermah dan pengkaji Al Quran ke dalam bahasa Indonesia.
Setelah lulus dari sekolah, Buya Syakur melanjutkan pendidikan tingginya di Kairo, Mesir.
Buya Syakur pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo. Selain di Mesir, ia melanjutkan menimba ilmu dengan mengambil jurusan ilmu Al Qruan di Libya pada 1977.
Dengan tekad yang kuat, Buya Syakur berhasil meraih gelar magister di bidang sastra linguistik di Tunisia pada 1981.
Baca juga: Jadwal Pertandingan Liga Italia Akhir Pekan Ini: Debut De Rossi Sebagai Pelatih AS Roma
Kemudian, Buya Syakur melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar doktor pada 1985 dengan konsentrasi dialog teater.
Seusai menghabiskan waktu selama 20 tahun untuk belajar di luar negeri, Buya Syakur kembali ke Indonesia pada 1991.
Sesampainya di Indonesia, Buya Saykur mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada 2000.
Selain itu, Buya Syakur juga aktif berdakwah hingga menjadi salah satu pengkaji Al Quran di Indonesia.
Baca juga: Pemprov Jabar Kecam Penjualan Anjing untuk Konsumsi: Ilegal Jadi Pidana
Buya Syakur dikenal sebagai sosok yang rendah hati, kharismatik, dan cerdas. (*)