INDONESIATREN.COM - Bulan suci ramadan tahun ini membawa berkah tersendiri untuk para petani dan pedagang timun suri di kawasan Cirebon, Jawa Barat.
Seperti diketahui, timun suri yang kaya kandungan air menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk mengolahnya menjadi sajian yang menyejukkan tenggorokan saat berbuka puasa.
Seorang petani sekaligus pedagang buah timun suri di Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Nurman mengaku mendapat lonjakan permintaan selama bulan ramadan.
"Saat bulan Ramadan, penjualan timun suri memang selalu meningkat drastis. Para pembeli mulai berdatangan sejak sore hari untuk memilih-milih buah yang segar untuk berbuka puasa," ungkap Nurman sembari memanen buah timun suri di ladangnya, Minggu, 17 Maret 2024.
Baca juga: Perkara Narkoba dan Obat Terlarang Masih Merajalela di Cirebon, Ini Buktinya
Menurutnya, harga timun suri per kilogram berkisar Rp6.000-Rp8.000. Namun, jika dibeli borongan oleh pengepul, hanya di kisaran Rp3.000-Rp4.000.
Artinya harga tersebut terbilang cukup sepadan dengan biaya dan tenaga yang dikeluarkan selama proses awal penanaman hingga panen.
Meskipun harga timun suri sedikit naik selama bulan Ramadan, hal ini tidak mengurangi minat masyarakat untuk membelinya. Apalagi, di musim penghujan pada Ramadan saat ini hasil panen timun suri mengalami penurunan.
Hal itu, kata dia, karena buah timun suri yang baru berumur hitungan hari mengunging dan membusuk karena kondisi tanah yang lembab akibat hujan. Dengan demikian, buah tersebut tidak bisa bertahan hingga matang lalu dipanen.
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Kabupaten Cirebon Tetap Siaga Sampai H+5 Pencoblosan
"Meskipun naik sedikit, tapi kita bisa merasakan keberkahannya di bulan Ramadan. Alhamdulillah, semoga rezeki dari penjualan ini menjadi berkah bagi kita semua," ucapnya.
Adapun untuk biaya yang dikeluarkan selama 55 hari masa tanam hingga panen timun suri, lanjutnya, untuk lahan berukuran 200×30 meter dibutuhkan biaya sekitar Rp3 juta. Biaya itu untuk tenaga, obat-obatan, dan pupuk.
Saat ini, dirinya baru melakukan panen buah tersebut selama 3 kali dengan jumlah total 350 kilogram.
"Yang pertama 50 kilogram, kedua 100 kilogram, ketiga 200 kilogram. Alhamdulillah. Biasanya naik turun hasil panennya. Kita bisa panen sampai 10 kali," pungkasnya.