INDONESIATREN.COM - Bila harus memilih, Fitria beserta kedua anaknya, Putra Firmansyah dan Nurul Analisa, pasti tidak mau menempati rumah di Kampung Pangadegan, RT 19/RW 08, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, itu. Penyebabnya, tiada lain, karena rumah tersebut benar-benar tidak layak huni.
Namun, sejak kematian suaminya, Hendi, praktis tak ada pilihan hidup dan tempat tinggal lain yang bisa diambil Fitria beserta kedua anaknya itu. Hendi meninggal dalam usia 35 tahun pada 27 April 2024, akibat kecelakaan lalulintas di depan Rumah Sakit Tiara Bunda, Jalan Suryakencana, Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Suami Tewas Kecelakaan, Istri dan 2 Anak Kini Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni di Sukabumi
Saat ini, Fitria berusia 35 tahun, sedangkan kedua anaknya, Putra Firmansyah dan Nurul Analisa, masing-masing berusia sembilan dan tujuh tahun. Ketika ditemui pada Jumat petang, 17 Mei 2024, Fitria pun memperlihatkan kondisi rumahnya yang terlihat sudah sangat mengkhawatirkan itu.
Menurut Fitria, rumahnya itu adalah salah satu rumah yang umurnya paling tua di lingkungan tempat tinggalnya tersebut. “Ada 3-6 rumah yang tidak layak (huni di wilayah ini). Tapi, rumah (yang saya tempati) ini yang paling tua sekali (umurnya). Tapi, kendalanya, (tanah dari) rumah yang ditempati ini adalah tanah desa. Kemarin, baru ada RT dan pihak desa semua (datang) di sini,” ujar Fitria.
Fitria mengungkapkan, bahwa kondisi rumahnya kini sudah miring, dan di beberapa bagian rumah bahkan sudah tidak ada lagi dinding biliknya.
“Inginnya semua dibongkar, karena sudah pada patah, termasuk kusen dan atap. Bilik bolong hingga ditambal menggunakan apa saja, biar nggak masuk angin,” kata Fitria.
Fitria mengaku, sejak dulu telah berusaha meminta bantuan untuk memperbaiki rumahnya. Namun, hingga kini belum ada rezeki untuk perbaikan rumahnya itu. Fitria hanya berharap, rumahnya bisa diperbaiki, agar anak-anaknya bisa tidur dengan nyaman.
Baca juga: Gempa Sabtu Malam, 1 Rumah Warga di Desa Cidahu Sukabumi Roboh dan Tak Bisa Dihuni Lagi
“Kalau hujan, saya duduk di kursi, hingga anak-anak tidur di kursi. Terkadang pada duduk di dapur. Nanti, kalau sudah enggak hujan, baru masuk rumah,” tutur Fitria.
Kini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Fitria pun terpaksa mengandalkan bantuan keluarganya, yang berada di sekitar rumahnya.
“(Saya) belum bisa kerja. Saya (hidup) seadanya aja. Yang ada, dimakan. Ada bibi dan saudara lainnya, saling bantu,” ucap Fitria, yang semasa suaminya, Hendi, masih hidup, sempat bekerja sebagai juru parkir di sebuah hotel di kawasan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Ditinggal Istri, Lelaki Warga Sukabumi Tinggal di Rumah Nyaris Roboh Bersama 2 Anaknya
Namun, karena sering sakit, suaminya, Hendi, yang kini telah meninggal, melarangnya untuk terus bekerja di sana.
“Tapi, akhirnya, sampai sekarang (malah) berhenti menjadi juru parkir,” kata Fitria. Dengan kondisi tanpa penghasilan itu pula, Fitria kini harus menjalani hidup bersama kedua anaknya di rumah yang bukan tak mungkin bisa roboh kapan saja tersebut. (*)