INDONESIATREN.COM - Bisa jadi, sekarang adalah waktu yang paling tidak berpihak kepada sosok bernama tukang parkir. Kehadirannya kini mengalami penolakan di mana-mana, baik di kawasan wisata, wilayah pemukiman, tempat perbelanjaan, dan utamanya di lokasi berusaha para pedagang kecil.
Di hampir seluruh tempat itu, kehadiran para tukang parkir dinilai tak lagi membantu. Mereka bahkan dituding sebagai sosok yang membuat rugi tempat usaha. Karena, gara-gara ada tukang parkir, tempat usaha jadi sepi. Banyak pelaku usaha yang akhirnya memilih untuk gulung tikar.
Menyikapi kondisi itu, sejumlah pemerintah daerah di Tanah Air pun mulai mengakomodasi desakan untuk meniadakan tukang parkir, lengkap disertai ancaman pidana.
Baca juga: Juru Parkir Liar di Alun-alun Gadobangkong Sukabumi Diamankan Tim Saber Pungli
Tapi, benarkah tukang parkir senista itu keberadaannya? Da’i kondang, KH Zainuddin MZ, dalam salah satu ceramahnya semasa hidupnya, justru pernah memuji tukang parkir.
Dikutip dari akun FB @Bisnis, Rabu, 8 Mei 2024, dalam ceramahnya itu, KH Zainuddin MZ mengatakan, orang yang paling tenang hidupnya itu tukang parkir.
“Coba lihat tukang parkir. Walaupun mobil banyak, merk-nya bagus bagus, ndak pernah sombong. Tenang... Nanti mobil pergi satu demi satu, habis sama sekali, dia ndak sedih. Tenang saja... Mobil banyak ndak sombong, mobil habis ndak sedih,” ucap KH Zainuddin MZ, dalam ceramahnya itu.
Baca juga: Pungut Uang Parkir Sembarangan, Pemuda Citamiang Sukabumi Kena OTT Tim Saber Pungli
Selanjutnya, dalam ceramah tersebut, KH Zainuddin MZ pun mengungkapkan makna penting di balik pernyataannya itu.
“Apa rahasianya? Ternyata, ini tasawuf-nya di sini... Tukang parkir tidak merasa memiliki, tapi merasa dititipi. Siapa saja yang merasa memiliki, bersiaplah kehilangan, dan itu menyakitkan. Tapi, kalau merasa dititipi: jabatan, harta. anak, istri, semua titipan, hiduplah seperti tukang parkir. Pertama, titipan ndak boleh bikin kita sombong. Dititipi kok sombong. Ndak pantas ah, ya...,” tutur KH Zainuddin MZ, dalam ceramahnya itu.
Jadi, berbaik-baik dengan tukang parkir, mungkin bisa merupakan jalan keluar. Usaha tetap jalan, dan tukang parkir membantu kelangsungan usaha dengan mengedepankan pelayanan, alias bukan sekadar mengutip uang semata. (*)