INDONESIATREN - Adanya pencanangan target pemerintah dalam agenda dekarbonisasi alias Net Zero Emision (NZE), yakni terealisasi pada 2060, menjadi dasar korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertransformasi.
Tentu saja, transformasi energi itu pun dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).
Apa buktinya?
Demi terealisasinya NZE 2060, PT PLN (Persero) terus berinovasi.
Baca juga: DFSK Seres E1, Si Mungil Berkemampuan Luar Biasa
Yang terbaru, PT PLN (Persero) mengembangkan dan menyiapkan aktivasi The Hydrogen Refueling Station (HRS) alias Stasiun Pengisian Hidrogen (SPH) pertama di tanah air.
Rencana aktivasi HRS itu merupakan tindak lanjut PT PLN (Persero) setelah meresmikan operasional 21 unit The Green Hydrogen Plant (GHP) belum lama ini.
Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, mengemukakan, pengembangan dan persiapan aktivasi HRS termasuk strategi krusial guna mengurangi penggunaan energi fosil menjadi energi ramah lingkungan.
Selain itu, lanjutnya, juga sebagai upaya untuk mendukung pemerintah untuk mengurangi energi berbasis impor menjadi energi domestik.
Baca juga: Diresmikan PLN, Indonesia Punya Green Hydrogen Plant Terbanyak di Asia Tenggara, Ini Jumlahnya
Dia mengatakan, pada sektor transportasi, ada beberapa opsi pemanfaatan energi. Yakni, sebut dia, pemanfaatan kendaraan berbasis Battery Electric Vehicle (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) alias berkonsep hidrogen.
Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PT PLN Indonesia Power (PLN IP), menambahkan, peresmian 21 unit GHP memperbanyak kapasitas excess produksi HRS di Indonesia.
Implementasinya, jelas dia, GHP tersimpan pada tabung 156 bar. Lalu, kata dia, berlangsung proses pendistribusian pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan memakai truk hidrogen.
Pada masa mendatang, cetus dia, pihaknya mengembangkan GHP pada seluruh pembangkit yang mereka kelola agar HRS bertambah. (*)