INDONESIATREN.COM - Nilai tukar rupiah di pasar spot merosot sejak perdagangan dimulai hari ini. Pada hari Kamis (4/4), rupiah spot dibuka di level Rp 15.938 per dolar Amerika Serikat (AS).
Penurunan ini membuat rupiah melemah sebesar 0,11% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada Rabu (3/4) yang berada di Rp 15.920 per dolar AS.
Hingga pukul 09.00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan bervariasi dengan kecenderungan menguat. Mata uang ringgit Malaysia menjadi yang menguat terbesar di Asia setelah melonjak sebesar 0,34%.
Baca juga: Jadi Ajudan Presiden Jokowi 2014-2016, Marsekal Madya Tonny Harjono Raih Jabatan Puncak TNI-AU
Selain itu, peso Filipina juga menguat sebesar 0,09%, diikuti oleh won Korea Selatan yang naik 0,08%. Di posisi berikutnya, yen Jepang mengalami kenaikan sebesar 0,02%.
Dolar Hong Kong juga naik sebesar 0,003%, sementara dolar Singapura menguat tipis di pagi hari ini.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah turun sebesar 0,25% terhadap dolar AS.
Baca juga: Buru-Buru Dapat Tiket Mudik Gratis Lebaran 2024, Kemenhub Buka Pintu Kesempatan untuk 10.000 orang
Pergerakan mata uang di kawasan Asia terpantau beragam. Won Korea Selatan menguat 0,08%, peso Filipina menguat 0,09%, dan ringgit Malaysia menguat 0,34%.
Selanjutnya, dolar Singapura menguat 0,01% dan yen Jepang menguat 0,04%. Namun, di sisi lain, baht Thailand melemah 0,14% dan yuan China mengalami penurunan sebesar 0,01%. Sementara dolar Hong Kong terpantau stagnan.
Situasi senada juga terjadi pada mata uang di negara maju yang terpantau bergerak bervariasi. Dolar Australia menguat sebesar 0,17%, euro Eropa menguat 0,03%, dan dolar Kanada menguat 0,04%.
Kondisi pasar ini menjadi sorotan karena mempengaruhi banyak aspek dalam ekonomi domestik, terutama dalam hal perdagangan internasional dan stabilitas nilai tukar.
Baca juga: Mobil Bermasalah Saat Mudik? Tenang, Suzuki Siapkan Layanan Bengkel 24 Jam di Jawa-Sumatera-Bali
Dalam beberapa waktu terakhir, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar dan pemerintah. Seiring dengan kondisi ekonomi global yang seringkali tidak pasti, pergerakan mata uang menjadi salah satu indikator penting dalam menilai keadaan ekonomi suatu negara.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah antara lain adalah kondisi ekonomi global, tingkat inflasi, suku bunga, dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, faktor-faktor politik, seperti ketidakpastian politik dan gejolak pasar juga turut berperan dalam menentukan arah pergerakan mata uang.(*)