INDONESIATREN.COM - Rencana pemerintah untuk membangun stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh di kawasan Kopo, Kota Bandung dinilai tidak tepat.
Walaupun tujuannya untuk mendekatkan penumpang ke pusat Kota Bandung, tetapi KCJB telah memiliki ada dua stasiun yang berada di Padalarang dan Tegalluar.
"Saya kira itu sesuatu pemikiran yang grasah-grusuh, enggak jelas," kata Pengamat Transportasi Publik ITB, Sony Sulaksono melalui sambungan telepon pada Kamis, 7 Desember 2023.
Menurutnya, KCJB ini merupakan suatu investasi yang nilainya sangat tinggi. Sehingga, ketika ada rencana pembangunan stasiun baru, harus direncanakan dengan baik dan tidak dadakan.
Baca juga: DPRD Jabar Angkat Bicara Soal Rencana Pembangunan Stasiun Kereta Cepat di Kopo Bandung
"KCJB ini kan sesuatu investasi yang tinggi nilainya. Jadi harusnya direncanakan dengan baik, tidak dadakan seperti itu," tuturnya.
Sementara terkait kawasan Kopo yang dipilih menjadi rencana pembangunan stasiun, Sony menilai akan ada kekompleksan.
Mengingat, di kawasan Kopo terdapat jalan tol yang melintas, perumahan, pergudangan, belum lagi Jalan Cibaduyut yang sering macet.
"Jadi dari sisi tata guna lahan segala macam, itu kompleks. Tapi apapun itu, enggak bisa sembarangan menetapkan itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Sony menjelaskan, pembangunan stasiun KCJB di Kopo akan berdampak pada lingkungan, kemacetan, proses pembangunan hingga Stasiun Padalarang yang bisa menjadi korban. Jika tidak menjadi korban, pengoperasian Stasiun Padalarang dan Kopo juga tidak akan efektif.
"Berarti nanti kan yang Padalarang akan dimatikan. Udah dibangun mahal-mahal, tiba-tiba dengan mudahnya dipindahkan seperti itu. Atau mau dibuat jadi dua, Padalarang ada, Kopo ada, itu malah tidak efektif lagi," katanya.
Dia menambahkan, jika pemerintah benar merealisasikan pembangunan tersebut, KCJB tidak lagi bisa disebut kereta cepat karena terlalu banyak stasiun. Bahkan, saat ini kecepatan KCJB juga tidak konsisten 350 km per jam, rata-rata hanya 340 km per jam.
"Keretanya makin tidak cepat karena terlalu banyak stasiun. Sekarang itu rata-rata hanya 340 km per jam, kalau pun tercapai 350 km per jam, itu paling tidak sampai 1 menit (durasi kecepatannya)," ucapnya.
Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Lokasi Bencana Pergerakan Tanah di Cireunghas Sukabumi, Tawarkan Relokasi
Sebagai informasi, rencana pembangunan stasiun KCJB di kawasan Kopo ini mengemuka dalam diskusi bersama yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dengan PT KCIC, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan pada Kamis 30 November 2023.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengatakan, Kereta Cepat harus benar-benar berhenti di Kota Bandung. Namun, rencana itu harus dikaji lebih mendalam oleh PT KCIC.
"Kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung. Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar," kata Moeldoko.(*)