INDONESIATREN.COM - Raden Ajeng Kartini, yang pada Minggu, 21 April 2014, ini kembali dirayakan hari kelahirannya, adalah sosok yang harus diakui telah senantiasa menginspirasi wanita-wanita Indonesia. Lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879, dan wafat dalam usia muda pada 17 September 1904 di Rembang, Jawa Tengah, sosok pahlawan berwajah keibuan ini, kerap pula diidentikkan sebagai ibu bagi kaum wanita Tanah Air.
Maka, selain Hari Ibu pada 22 Desember, Hari Kartini pada 21 April pun selalu punya makna magis bagi siapa pun warga bangsa yang cinta kepada Ibu-nya. Beragam pujian yang bersifat pengakuan atas pentingnya eksistensi ibu pun kerap tercetus melalui beragam karya di dua hari besar nasional itu.
Salah satunya adalah lewat puisi, yang pada 21 April 2024 ini, antara lain ditulis oleh Sekretaris Redaksi Indonesiatren.com, Herda Putri Winangrum. Puisi berjudul “Pahit Kalbu, Menanti Haru” itu ditulis Herda untuk mengenang Ibundanya, Wina Ningsih, yang wafat pada hari Sabtu, 15 September 2018, dan kini hanya bisa ditemuinya di tempat peristirahatan terakhir di TPU Ar-raudhah, Jalan Cemerlang, Cijambe Faozan, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Baca juga: Berteduh Saat Hujan Deras, Dua Orang Tewas Tersambar Petir di Cikembar Sukabumi
Dan berikut puisi karya Herda Putri Winangrum itu:
Pahit kalbu, Menanti Haru
Di dalam dada yang terasa berat,
Terukir luka yang tak terlihat.
Air mata jatuh, mengalir deras,
Mengungkap rasa yang terpendam dan tersisa.
Janji palsu yang terucap dengan indah,
Berubah menjadi dusta yang menusuk dalam.
Hati teriris, tergores oleh pengkhianat,
Menghancurkan rasa percaya yang ada.
Baca juga: Gunakan Knalpot Bising, 13 Sepeda Motor Diamankan Petugas Sat Lantas Polres Sukabumi Kota
Sakit hati menggelayuti setiap langkah,
Menyelimuti jiwa dalam kegelapan malam.
Namun, kuatkan diri, hadapi duka yang menggurat,
Tak hancurkan dirimu oleh kekecewaan yang teramat.
Hati yang terluka perlu waktu untuk sembuh,
Bersabarlah, biarkan luka itu perlahan tertutup.
Percayalah, cinta yang tulus akan datang menghampiri,
Dan sakit hati ini akan menjadi pelajaran yang berharga di hari nanti.
Sakit hati adalah bagian dari hidup,
Melalui luka, kita tumbuh dan belajar menjadi kuat.
Jangan biarkan sakit hati merusak harapanmu,
Berdirilah tegar, kembangkan sayapmu dan terbanglah tinggi.
Baca juga: KA Rajabasa dan Bus Putra Sulung Tabrakan di OKU Timur, Sumsel, 4 Penumpang Bus Tewas
Kau pantas mendapatkan cinta yang sejati,
Yang menghapus luka dan menghilangkan duka yang berarti.
Sakit hati akan hilang, tergantikan dengan kebahagiaan,
Hanya tinggallah kenangan sebagai pelajaran.
Teruslah berjalan, jangan terpaku pada sakit hati,
Biarkan masa depan membawa cerita yang baru.
Percayalah, di balik kesedihan yang mendalam,
Ada kebahagiaan yang tak terduga menanti di ujung jalan.(*)