Tak Terima Tudingan dari Pihak Sekolah, Puluhan Wartawan Tinggalkan Konpers Perundungan Pelajar SD di Sukabumi

Kamis, 14 Dec 2023 08:49
    Bagikan  
Tak Terima Tudingan dari Pihak Sekolah, Puluhan Wartawan Tinggalkan Konpers Perundungan Pelajar SD di Sukabumi
Indonesia Tren/Riza Fauzi

Konferensi pers di sebuah sekolah di Sukabumi pada Rabu, 13 Desember 2023.

INDONESIATREN.COM - Sejumlah wartawan televisi dan online di Sukabumi, Jawa Barat mengaku kecewa kepada kuasa hukum pihak Sekolah Dasar (SD) atas tudingan pemberitaan kasus dugaan perundungan atau Bullying, tidak berimbang.

Sebelumnya, sebuah sekolah SD swasta di Kota Sukabumi sedang menjadi sorotan atas dugaan perundungan hingga mengakibatkan korban patah tulang.

Pemberitaan dan informasi di media sosial terus berkembang. Namun sejak awal pihak Sekolah swasta tersebut lebih memilih bungkam.

Kemudian pada Rabu, 13 Desember 2023, sejumlah wartawan menerima undangan konferensi pers dari sekolah tersebut, karena kasus dugaan perundungan oleh pelajar ramaia dibicarakan publik. Puluhan wartawan pun datang atas adanya undangan tersebut.

Baca juga: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,6 di Pagi Hari

Kuasa hukum sekolah, M. Saleh Arief memperkenalkan dirinya kepada para wartawan yang hadir dalam sebuah ruangan cukup luas, lengkap dengan kursi dan air minum.

Setelah perkenalan, Saleh terus menerus menyebut bahwa pemberitaan kasus dugaan perundungan tidak berimbang karena tidak ada upaya konfirmasi dari awak media kepada pihak sekolah.

"Saya sampaikan sangat disayangkan ada beberapa pemberitaan yang tidak seimbang. Hanya mendengar satu pihak, tapi pihak kami tidak pernah ditanyakan," kata Saleh di hadapan awak media pada Rabu, 13 Desember 2023.

"Saya sudah ada beberapa bukti ini yang sangat kita sesalkan itu tidak boleh terjadi ini rekan rekan juga mengetahui itu undang undang sistem peradilan pidana anak," tambahnya.

Baca juga: Merinding, Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat, Tita Cahyani Beri Kesaksian

Sontak, sejumlah wartawan pun berdiri karena tersinggung atas perkataan kuasa hukum tersebut. Suasana sempat memanas, kemudian puluhan wartawan itu lebih memilih meninggalkan sekolah swasta itu.

Dari awal munculnya kasus dugaan perundingan itu, sejumlah wartawan mengaku sudah berupaya melakukan konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak sekolah, tetapi tidak pernah membuahkan hasil, bahkan diusir.

Jurnalis NET TV, Panji Apriyanto mengatakan, sudah melakukan upaya konfirmasi kepada pihak sekolah sebanyak dua kali, tetapi kehadirannya tidak diterima dan diusir pihak sekolah.

"Pas saya diusir itu, Kan sorenya kita ke sana ramai ramai, nah paginya saya berangkat lagi ke situ, sendiri mau konfirmasi ke pihak sekolah. Saya udah itikad baik nyerahin id card, saya memperkenalkan diri kepada suster di situ, eh tiba tiba si satpam langsung bilang 'maaf pak tidak ada kunjungan'," ujar Panji.

Baca juga: Buruh Ancam Demo, Bey Machmudin Tak Akan Revisi Keputusan UMK Jabar 2024

Sementara itu, jurnalis CNN Indonesia Ahmad Fikri menyesalkan pernyataan kuasa hukum sekolah mengenai pemberitaan media tidak berimbang atas pemberitaan dugaan perundungan itu.

"Secara pribadi itu sangat menyesalkan hal tersebut, pengacara khususnya, kita teman teman itu wartawan awalnya diundang untuk melakukan sebuah konferensi pers. Konferensi pers itu harapan dari teman-teman wartawan itu kita menampung suara dari sekolah untuk menjadi sandingan cover both side bagi penyeimbang untuk berita yang beredar," ujarnya.

Dia juga menyebut, para awak media sejak awal sudah berupaya untuk mengkonfirmasi dan klarifikasi, Tiba-tiba sekarang kuasa hukum tersebut berkata-kata demikian, kuasa hukum itu diduga meragukan profesionalitas wartawan di Kota Sukabumi.

"Kita datang ke sana itu dengan baik-baik tapi sayangnya kuasa hukum yang harusnya itu bisa menjadi penengah antara media dengan sekolah ini malah menyalahkan pihak media pemberitaannya tidak sesuai dengan undang-undang peradilan anak dan segala macamnya, kita gak terima lah itu, artinya kuasa hukum sudah meragukan profesionalitas insan media yang ada di Sukabumi," jelasnya.(*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Ultimatum Indogrosir Makassar untuk Kembali Mediasi, Inilah Sosok Bernyali: Abd. Jalali Dg. Nai
Terancam Direlokasi Paksa dari Pulau Kera, Warga Suku Samaa Bangsa Bayo Rayakan HPN 2 Mei 2025
Ultimatum 3 Hari untuk Mediasi, Ahli Waris Tanah Tjoddo Siapkan Aksi Sangat Keras Atas Indogrosir Makassar
PDM Serahkan SK Kepala SMK Muhammadiyah Majalengka: Kepala Sekolah Dapat Diganti Kapan Saja
Berkas Dinyatakan P-21, 4 Tersangka Kasus Minyakita Diserahkan Polda Gorontalo ke Kejari Boalemo

Info Lowongan Kerja

Ragam Kamis, 1-May-2025 09:07
Info Lowongan Kerja
Disebut Rusak Pagar dan Aniaya Karyawan Indogrosir Makassar, Ahli Waris Tanah Tjoddo Dilaporkan ke Polda Sulse

Info Lowongan Kerja

Ragam Rabu, 30-Apr-2025 14:56
Info Lowongan Kerja
Sosialisasikan Slogan “Kenali Hukum Jauhi Hukuman”, Kejati Jabar Gelar Penkum di Kecamatan Rancasari Bandung

Info Lowongan Kerja

Ragam Selasa, 29-Apr-2025 14:26
Info Lowongan Kerja
Abaikan Rekomendasi Mediasi, Indogrosir Makassar Akhirnya Diduduki Paksa Ahli Waris Tanah Tjoddo

Info Lowongan Kerja

Ragam Senin, 28-Apr-2025 16:07
Info Lowongan Kerja
Bakti Sosial Paskah, Kajati Jabar Kunjungi Rumah Pemulihan Permata Cimahi dan Bala Keselamatan Bandung
Terinspirasi Kasus Indogrosir, Mahasiswa Makassar Ajak Korban Perampasan Tanah Jalin Konsolidasi
Duduki Indogrosir Makassar, Ahli Waris Tjoddo Punya Bukti Kepemilikan Kuat Atas Tanah Kilometer 18
Duduki Paksa Indogrosir Makassar, Ahli Waris Tanah Tjoddo: “Tanah ini Dikuasai Pihak Tidak Sah”
Indogrosir Makassar Diduduki Paksa, Karyawan Picu Bentrok dengan Ahli Waris Tanah Tjoddo, Berikut Foto-fotonya
Indogrosir Makassar Diduduki Paksa Ahli Waris Tanah Tjoddo: Berpotensi Korban Nyawa Ke-2 Belah Pihak"
Ahli Waris Tanah Tjoddo Main Bakar, Indogrosir Makassar Tutup Operasi Sejak Ashar, Ini Foto-Foto Panasnya
Breaking News: Indogrosir Makassar Diduduki Massa Pendukung Ahli Waris Tjoddo, Berikut Foto-fotonya