INDONESIATREN.COM - Akhir pekan pada Sabtu pekan lalu, 14 Juni 2025, tentu berbeda situasi dan kondisinya dengan tanggal yang sama pada 54 tahun silam, 14 Juni 1971. Kala itu, telepon genggam belum terbayangkan akan ada dan penting sekali fungsinya pada saat ini. Demi memperoleh informasi apa pun, sosok telepon genggam ketika itu masih berwujud sebagai koran atau surat kabar. Dengan koran di tangan, siapa pun bisa segera memperoleh informasi yang dibutuhkan, termasuk mengenai film yang akan diputar di bioskop.
Saat itu, sudah lazim melihat poster sebuah film ada di koran. Salah satu koleksi koran edisi 14 Juni 1971 milik Penulis, yang rutin memuat poster film, adalah Suluh Marhaen. Koran terbitan Semarang ini diketahui berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang didirikan Presiden Soekarno. Sebagai koran lokal dengan jangkauan nasional, maka Suluh Marhaen tak pernah luput menyiarkan informasi paling terkini pada saat itu di Negara ini. Termasuk, tentu saja, informasi mengenai film.
Koran Suluh Marhaen, terbitan Semarang, edisi 14 Juni 1971
Salah satu film yang sangat mencuri perhatian kala itu adalah “Si Buta dari Gua Hantu”. Informasi mengenai jadwal pemutaran film ini di Semarang pun terpampang di Suluh Marhaen. Tertulis saat itu, film “Si Buta dari Gua Hantu” dapat disaksikan di sejumlah bioskop tenar di Semarang, yakni New Gadjah Mada Theatre, Manggala Theatre, dan Bahari Ria Theatre.
Di New Gadjah Mada Theatre, jam tayang film ini adalah pada pukul 15.00, 17.00, 19.00, dan 21.00 WIB, dengan harga tiket Kelas I: Rp 175, Kelas II: Rp 125, dan khusus pukul 15.00 WIB, harga rata-rata tiketnya adalah Rp 150.
Sementara di Bahari Ria Theatre, jam tayang “Si Buta dari Gua Hantu” adalah pada pukul 15.30 WIB, dengan harga tiket Kelas I: Rp 175, Kelas II: Rp 125, dan khusus pukul 15.30 WIB, harga rata-rata tiketnya adalah Rp 150.
Sedangkan di Manggala Theatre Semarang, jadwal penayangan akan diumumkan kemudian.
Film "Si Buta dari Gua Hantu", produksi 4 Maret 1970
Baca juga: Info Lowongan Kerja Versi Ke-152mm
“Si Buta dari Gua Hantu” sendiri adalah film laga silat Indonesia yang dirilis pada 4 Maret 1970. Sutradara film ini adalah Lilik Sudjio, dengan produser Sugiri, dan skenario ditulis Ganes TH, yang merupakan kreator karakter legendaris “Si Buta dari Gua Hantu” versi komik.
Penata musik film ini dipercayakan kepada Idris Sardi, dan sinematografi digarap Sjamsuddin Jusuf. Film ini diproduksi dan diedarkan oleh Penas Film Studio, serta dibintangi aktor-artis ternama Indonesia, yakni Ratno Timoer, Maruli Sitompul, Sri Rejeki, Kusno Sudjarwadi, Alam Surawidjaja, Husin Lubis, Lahardo, Mohamad Mochtar, dan Tien Samatha.
Baca juga: Agar Senikmat Pulang Kampung, Gini lho Kiat Milih dan Ngolah Kangkung
Latar film ini adalah sebuah desa kecil yang awalnya tenteram, namun akhirnya kacau akibat munculnya seorang pendekar buta bertangan kejam bernama Mata Malaikat (Maruli Sitompul). Pakti Sakti (Alam Surawidjaja), seorang pendekar sakti, sekaligus ayah dari Barda Mandrawata (Ratno Timoer), terbunuh di tangan Mata Malaikat.
Barda, yang kemudian dikenal sebagai “Si Buta dari Gua Hantu”, bertekad menuntut balas atas kematian ayahnya itu. Setelah melalui berbagai pelatihan dan ujian untuk meningkatkan ilmunya, Barda akhirnya berhasil mengalahkan Mata Malaikat.
Namun, perjuangan Barda belum berakhir. Ia masih harus berhadapan dengan pendekar lainnya, Sapu Jagat (Kusno Sudjarwadi). Setelah sempat bertarung, Sapu Jagat akhirnya menyerah dan diampuni Barda. Barda kemudian menikahi Marni (Sri Rejeki), namun tetap memilih jalan hidup sebagai pengembara.
Ratno Timoer, pemeran Barda Mandrawata dalam film "Si Buta dari Gua Hantu"
Berkat rangkaian cerita yang mengharu-biru ini, fillm “Si Buta dari Gua Hantu” pun dinilai sebagai salah satu film laga silat terbaik dan paling berpengaruh pada era 1970-an. Bila waktu bisa diputar ulang, maka mengasyikkan sekali tentunya, bila kini dapat menonton film ini lagi di bioskop era kekinian. (*)
*)Kin Sanubary, Kolektor Media Lawas